komformitas

Apa itu komformitas?? Komformitas merupakan Suatu jenis pengaruh sosial di mana individu mengubah sikap dan tingkah laku mereka agar sesuai dengan  norma sosial yang ada. Selain itu Ada banyak definisi menurut para ahli mengenai komformitas ini, yang pertama adalah menurut Myers (1999), Konformitas merupakan perubahan perilaku sebagai akibat dari tekanan kelompok, terlihat dari kecenderungan remaja untuk selalu menyamakan perilakunya dengan kelompok acuan sehingga dapat terhindar dari celaan maupun keterasingan. Lalu selanjutnya menurut Menurut Cialdini & Goldstein (Taylor, dkk, 2009), Konformitas adalah tendensi untuk mengubah keyakinan atau periloaku seseorang agar sesuai dengan perilaku orang lain.

Bagaimana sih sebuah komformitas itu dapat terjadi? Menurut Sears (2004) menyebutkan ada 4 faktor yang mempengaruhi konformitas, antara lain:

  1. RasaTakut terhadap Celaan Sosial Alasan utama konformitas yang kedua adalah demi memperoleh persetujuan, atau menghindari celaan kelompok. Misal, di kampus saya kebanyakan orang tidak ada yang memakai kaca mata hitam, padahal saya suka sekali memakai kaca mata hitam apa lagi di saat siang hari dan saat matahari terik, namun karena saya takut di cela akhirnya saya tidak memakai kaca mata hitam, padahal di daerah asal saya memakai kacamata hitam merupakan hal yang wajar-wajar saja Rasa Takut terhadap Penyimpangan Rasa takut dipandang sebagai individu yang menyimpang merupakan faktor dasar hampir dalam semua situasi sosial. Setiap individu menduduki suatu posisi dan individu menyadari bahwa posisi itu tidak tepat. Berarti individu telah menyimpang dalam pikirannya sendiri yang membuatnya merasa gelisah dan emosi terkadang menjadi tidak terkontrol. Individu cenderung melakukan suatu hal yang sesuai dengan nilai-nilai kelompok tersebut tanpa memikirkan akibatnya nanti. Misal saat saya berkunjung ke rumah teman saya dan saya di sajikan sebuah makanan, dan saya makan bersama sama keluarganya, namun semua orang di sana memakan mengunakan sendok dan garpu, padahal menurut saya makan dengan tangan itu jauh lebih nikmat dari pada makan dengan sendok dan garpu karena kebetulan juga makannya sambal dengan lalapan, namun karena saya talut diangap tidak sopan dan takut di anggap menyimpang akhirnya saya ikut makan dengan menggunakan sendok dan garpu.
  2. Kekompakan KelompokKekompakan yang tinggi menimbulkan konformitas yang semakin tinggi. Alasan utamanya adalah bahwa bila orang merasa dekat dengan anggota kelompok yang lain, akan semakin menyenangkan bagi mereka untuk mengakui dan semakin menyakitkan bila mereka mencela. 
  3. Keterikatan pada Penilaian Bebas Keterikatan sebagai kekuatan total yang membuat seseorang mengalami kesulitan untuk melepaskan suatu pendapat. Orang yang secara terbuka dan bersungguh-sungguh terikat suatu penilaian bebas akan lebih enggan menyesuaikan diri terhadap penilaian kelompok yang berlawanan.

Yang paling menarik perhatian saya pada materi ini adalah penelitian tentang komformitas. Yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Solomon Asch pada tahun 1951 dan 1955 di dalam penelitian ini Partisipan dalam penelitian ini diminta untuk mencaritahu yang mana dari ketiga garis pembanding yang sama persis dengan sebuah garis standar. Beberapa orang dari partisipan adalah asisten peneliti yang tidak diketahui oleh partisipan lainnya. Pada saat-saat yang disebut sebagai critical trials, para asisten peneliti tersebut dengan sengaja menjawb dengan salah pertanyaan yang diajukan. Mereka secara bulat memilih garis yang salah sebagai garis yang sesuai dengan garis standar. Lebih dari itu, mereka menyatakan jawaban salah tersebut terlebih dahulu sebelum partisipan yang lain memberikan jawaban. Hasilnya adalah bahwa ternyata partisipan yang lain kemudian terpengaruh dan memberikan jawaban yang sama dengan yang dikatakan oleh para asisten peneliti tersebut. Pada titik ini terjadilah apa yang disebut dengan konformitas. (diberikan gambar mengenai riset Solomon Asch)Salah satu perkembangan menarik dari teori konformitas berdasarkan penelitian-penelitian Solomon Asch berikutnya yang  bisa dikedepankan adalah bahwa harus dibedakan antara konformitas publik (public conformity) dengan penerimaan pribadi (private acceptance). Banyak orang melakukan perilaku-perilaku tertentu yang sesuai dengan norma sosial atau norma kelompok walaupun hal tersebut tidak mereka yakini sebagai sesuatu kebenaran untuk dilakukan. Tadi merupakan penjelalasan panjang tentang apa yang mrmpengaruhi komformitas dan sedikit tentang penelitian komformitas. Yang paling saya tanya tanyaan pada saat penjelasan materi ini adalah, apa yang membuat seseorang tidak melakukan komformitas? karna saya yakin bahwa tidak semua orang akan mudah kita pengaruhi dengan komformitas ini. 

Ada dua alasan mengapa seseorang bisa saja tidak melakukan konformitas. Alasan tersebut adalah: 

1.Deindividuasi
Deindividuasi terjadi ketika kita ingin dibedakan dari orang lain. Individu akan menolak konform karena tidak ingin dianggap sama dengan yang lain. 

2. Merasa menjadi orang bebas
Individu juga menolak untuk konform karena dirinya memang tidak ingin untuk konform. Menurutnya, tidak ada hal yang bisa memaksa dirinya untuk mengikuti norma sosial yang ada.


NB: Jika ingin saya mencantumkan referensi silahkan comment, atau hubungi contak person :)

I BUILT MY SITE FOR FREE USING